CERPEN KIDUNG-KIDUNG SUNYI
Kidung Kidung Sunyi Cerpen Kehidupan Suara kumandang adzan melengking-lengking di petala langit. Para jamaah burung pun kembali menuju sarangnya di balik pohon waru dan asam jawa yang banyak tumbuh di pinggir ladang dan sawah. Rupanya mereka mendengar panggilan adzan dan hendak menghadap Tuhan. Pada saat yang sama, suara pluit kereta api yang meraung-raung memecah suara adzan hingga kemerduannya sedikit meliuk-liuk macam mobil oleng. Setelah itu datanglah seorang pemuda yang terpontal-pontal dengan membawa tas cangklongnya dari seberang jalan. Ia menyeberang rel kereta api untuk mencapai masjid yang berdiri di tepi sawah tersebut. Ia melepas sepatu pantofelnya dan meletakkannya di sebelah sebuah sandal jepit yang sudah terbakar terik matahari. Lalu ia berjalan menuju tempat wudhu. Di tempat wudhu matanya terperanjat setelah melihat sebuah tas hitam di pojok gantungan. Ia mendekati tas itu dengan tubuh gemetar. Ia menengok ke dalam kamar mandi. Tidak ada seorang pun yang sedang men...